HIII I'm back hereee!!!
Baru saja kemarin ini rasanya lulus SMP, lanjut lagi ke SMA tercinta(h) SMAN 94 Jakarta, dan benar-benar tidak terasa, tiba-tiba sekarang sudah lulus dan siap jadi mahasiswa. Oh, time flies too fast memang. Dan sekarang adalah waktu yang tepat bagi gue untuk melanjutkan segalanya di tanah yang baru, Nangroe Aceh Darussalam.
Awalnya, gue sendiri gak nyangka yah, bisa dapat sbmptn di Universitas Syiah Kuala, Aceh jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Percaya gak percaya, gue sendiri lebih gak percaya. This all just like a dream and meet miracle for me. Mengingat ketika SMA dulu pilih jurusan IPA padahal gak suka sama pelajaran IPA, terus pas persiapan sbmptn langsung banting stir ke jurusan IPS. Banyak yang bingung, "Kok bisa murtad begitu, Far? Emang bisa, ya?" dan dengan santai, gue menjawab "Iya. Soalnya, kalo memang sudah mau satu jurusan, ya satu jurusan aja. Mau IPS? Ya langsung aja ke IPS, gak usah IPC-IPC-an, malah buat pusing." Dan bagi sebagian dari mereka cuma berdecak heran sambil bilang, "Aneh."
Dan ketika belajar intensif di Nurul Fikri (promosi dikit) juga agak ribet. Masalahnya, hari-hari setelah sekolah pun malah lebih sibuk dari hari sekolah biasa. Pertama, gue harus ngurus perpisahan sekolah. Bolak-balik sana-sini, dari walikota ke sekolah, balik lagi ke walikota, ngurus keuangan, booking ini-itu, semuanya ribet, tapi gue jadi bisa belajar. Oh, ternyata begini, yang namanya menjadi bagian dari kepanitiaan... Kedua, gue harus les superintensif sbmptn di Nurul Fikri juga. Jadi, balik dari ngurus masalah perpisahan harus isi otak lagi di NF sampai pukul 17.45 baru pulang. Ketiga, belum lagi les LIA setiap hari selasa-kamis. Untung saja, les LIA sudah tingkatan terakhir. Jadi ini lah kegiatan inti pascasekolah. Bukan hal untuk dikeluhkan, justru disalutkan. Orang-orang banyak yang jadi pengangguran, sementara gue malah sibuk di lapangan.
Merujuk ke hari test SBMPTN, sebenarnya sih ini bener-bener kayak mimpi. Awalnya gue gak nyangka banget bisa banting stir ke soshum, dan memang harus baca buku outline minimal satu pelajaran disetiap harinya. Sudah mulai mantap, setiap minggu pun ikutan tryout dan hasilnya gak pernah memuaskan. Gak pernah ada tanda "L" disetiap hasil TO. Yang ada masih "TL". Sedih banget, dan ketika balik mikir, "SBMPTN dapet gak yah?" Itu pasti mindset udah bilang, "Gak akan. Lo aja baru pindah ke soshum akhir-akhir ini. Gak ada basic sama sekali. Pilihan pertama juga lumayan, kriminologi. Tergantung nasib sama takdir aja Far.." Nah, itu lah setiap kali gue nanya. 'sbmptn gue dapet gak sih?'
Jadi sebelum pengumuman SBMPTN ada, gue gak bisa tidur. Stress memikirkan apa gue dapet, atau enggak. Soalnya gue hanya gak ingin mengecewakan orang tua gue, yang sudah rela-rela nganter ke lokasi ujian yang letaknya jauh banget dari rumah, dan juga biaya yang dikeluarkan untuk biaya les juga gak sedikit. Masa iya sih, gue harus gagal di test ini. Ditambah lagi mimpi-mimpi yang gak karuan. Mulai dari mimpi lulus di unsyiah, terus mimpi lagi gak lulus, mimpi lagi gak lulus lagi. Stress sendiri. Akhirnya pas waktunya pengumuman, muka gue pucat sendiri. Bagaikan sekarat hampir mati. Gue gak berani buka web pengumuman karena takut sendiri. Tapi akhirnya Bokap gue sendiri yang buka pengumuman itu. Dan ternyata... YES, GUE LULUS! Gue langsung sujud syukur.
Intinya sih ya, jangan sama sekali putus berharap deh. Berharap memang harus sama hal yang pasti-pasti aja. Tapi untuk hal ini (ikut test) meskipun kita gak yakin lulus, tapi tetep terus berdoa. Minta yang terbaik sama Tuhan. Bagi yang muslim, cukup shalat lima waktu, shalat tahajud, shalat hajad, nazar, dan juga sedekah. Insya Allah, segala sesuatunya dilancarkan deh. Itu pasti banget, soalnya gue sudah mengalaminya sendiri. Tapi jika lo sudah melakukan ini semua tapi hasilnya belum memuaskan, ingatlah, Tuhan merencanakan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan meskipun jalannya berbibet bagaikan benang kusut.
- Farrah
1 Komentar
selamat yah semoga sukses dan berhasil
BalasHapus