Jubilee Bridge |
So, pertama yang kalian butuhkan itu pasport. Well, untuk penerbangan/kepergian keluar negeri, pasport penting banget, karena bisa diibaratkan nyawa kita sendiri. Untuk buatnya mudah kok, siapin aja satu lembar ijazah, satu lembar kartu keluarga, dan satu lembar KTP. Make sure kalian fotokopi dulu semua. Untuk jaga-jaga, yang asli dibawa juga. Setelah semuanya siap, pergi deh ke kantor imigrasi terdekat untuk buat. Untuk perihal lain-lain, kalian bisa cek atau tanya-tanya sama petugas setempat. Jangan lupa untuk membuat, pasport itu penting jaman sekarang.
Well, pasport check. Selanjutnya adalah tiket pesawat dan juga hotel atau penginapan. Untuk tiket pesawat, kalian bisa pesan lewat traveloka.com (gue sih rekomendasiin traveloka karena sudah sering booking lewat sana dan alhamdullillah gak ada kesulitan apapun), atau kalian bisa booking tiket di travel-travel terdekat. Tiket pesawat harus pp atau pulang-pergi. Jadi gak ribet. I flight by lion air, tepatnya di terminal 2D di Soetta Airport. Untuk cek in sana-sini, ikuti saja yang lain. Jangan lupa tanya-tanya just in case bingung. Oh ya, selain tiket pesawat, yang lebih penting adalah penginapan untuk disananya. Untuk cari-cari homestay, kalian bisa cek-cek lewat traveloka.com (kemarin gue booking hotel lewat situs itu juga), trivago.com, atau situs yang lainnya. Dan kemarin pula, gue pilih Fragrance Hotel Bugis di kawasan Bugis, karena di kawasan tersebut setau gue dekat kemana-mana. Jangan takut tentang restoran halal, karena di dekat kawasan Bugis ada banyak restoran halal. Setelah semua diurus, hal yang harus kalian lakukan adalah... siap-siap untuk packing barang bawaan.
Okay, it's done for airplane ticket and homestay reservation. Untuk yang selanjutnya, siap-siaplah untuk packing. Jangan bawa barang yang gak penting. Bawa segala perlengkapan yang mungkin nantinya dibutuhkan. Bawa kamera jangan lupa (apalagi bagi orang yang hobi foto-foto). Bawa botol minum kalau mau irit. Banyak air minum dalam bentuk keran di tempat-tempat umum yang pastinya disediakan oleh pemerintah Singapur. Jangan takut, karena rasa airnya gak aneh kok. Dan jika kalian mau bawa persediaan makanan, bawa saja. Ikat dan letakan ditempat yang bagus dan rapi sehingga boleh masuk lewat x-ray.
Pasport check, airplane ticket check, homestay reservation check, and don't forget to change your Rupiah to become Singapore Dollar. Ini yang paling penting. Untuk kurs mata uang Rupiah ke Dollar, bisa di cek lewat money changer. Kalau hobi shopping, tukar lah yang banyak. Kalau niatan backpacker dan irit, secukupnya saja boleh.
Sip. Semuanya lengkap. Everything's on fire!
After you guys arrived at the Changi Intl' Airport, jangan kalap dan bingung dengan "koper gue dimana, ya?" Ikuti aja arusnya. Naik kereta cepat menuju ruang kedatangan/arrival room yang diawali dengan Immigration Counter dulu. Ikutin plang "Arrival". Lihat sana-sini. Ikuti orang-orang. Seperti biasa, tanya sana-sini just in case bingung. Orang Singapur gak kalah ramah kok, so don't you worry. Setelah menemukan Immgration Counter dan lewat dari situ (biasanya antri), baru deh ambil koper, tas, dan yang lainnya. Jaraknya gak terlalu jauh dari Immigration Counter kok. Tapi, ada satu hal yang lain, kalau ingin tetap bebas ngenet dan gak terputus dari social media, bisa juga beli kartu SIM langsung di pintu keluar. Kemarin ini gue pake SingTel, yang harganya $37. Dengan kartu ini, gue jamin, kalian bisa cek in sana-sini dan tetap eksis ngenet.
Well, kemarin ini gue langsung naik taxi pergi menuju hotel. Dengan perasaan excited dan penasaran dengan bentuk kota Singapur, gue pun lihat-lihat dari dalam taxi. Ongkos taxi dari airport ke hotel $20. Ternyata, jika dibandingkan, antara Jakarta dan Singapur gak jauh beda kok. Hanya saja di Jakarta macet dan banyak sampah dimana-mana. Okay, cukup menyanjung kota Singapur, gue pun sampai di hotel. Sesampainya gue istirahat.
Pada sore harinya, gue sempat mengelilingi kawasan hotel. Karena gue gak terlalu hobi foto-foto, jadi paling gue lihat-lihat saja sambil jalan-jalan sore. Ada satu hal yang gue lupa; adapter 3 lubang. Gue harus nyari adapter ini, karena kalau tidak gue gak akan bisa nge-charge hape. Tapi untungnya pihak hotel sangat mengerti dan baik sehingga gue dipinjamkan.Makanya, jangan lupa siapin uang sekitaran $7 untuk beli adapter 3 lubang ini.
Keesokan harinya, rencana gue dan Nyokap adalah pergi ke Merlion Park dan Orchard. Niat awalnya, gue mau naik MRT (kereta canggih punya Singapur). Tapi, karena gak tau setasiun terdekat dimana, akhirnya gue dan Nyokap asik jalan aja. Alhasil, setelah nanya-nanya sama orang situ juga, gue dan Nyokap pun akhirnya sampe di Merlion Park. Info nih, kalau sudah sampei Marina Square, tandanya sedikit lagi sampai. Jangan lupa untuk terus mengarah ke Esplande Concert Hall atau Esplande Dr, karena kawasan Merlion ada didekat situ. Agak lumayan jauh sih, sekitar 2 kilo lebih. Tapi karena kita jalan santai dan gak terlalu terburu-buru akhirnya sampe juga deh. Seperti turis asing lainnya, gue dan Nyokap pun foto-foto. Banyak banget orang foto dengan pose mangap (seolah-olah si patung siluman singa itu tuang air ke mulut mereka). Gue nyoba pose ini, tapi yang berhasil cuma satu foto aja dan itu pun salah target.
Karena terlalu lama di jalan dan waktu pun sudah jam tiga-an, gue dan Nyokap akhirnya pulang dan gak sempat main ke daerah Orchard. Dari Merlion Park jalan sedikit ke Marina Square untuk naik taxi (karena kaki pun sudah gak kuat jalan mengingat gue pake heels). Dari Marina Square ke Hotel kira-kira $12 (karena lokasi dekat. Tadinya si taxi gak mau antar karena terlalu dekat, tapi karena gue jelasin kalau gue pake heels dan kaki mulai nyeri, alhasil si taxi mau deh nganter).
Setelah istirahat beberapa jam untuk tidur dan melonjorkan kaki, pada sore harinya gue dan Nyokap mau nyari makan masakan Padang di kawasan Bugis Junction. Menurut rekomendasi yang gue dapet dari salah satu blog di google, katanya ada restauran Padang di Bugis Junction. Tapi setelah gue cari sana-sini, restauran tersebut sudah ditutup dan diganti dengan restauran yang lain. Alhasil, mau gak mau, gue dan Nyokap pun makan kfc lagi dan lagi. Well, setelah semuanya selesai, gue dan Nyokap akhirnya belanja di Bugis Street. Sebuah tempat yang memang dikhususkan untuk para turis berbelanja. Gue dan Nyokap gak terlalu belanja banyak sih, mengingat kita gak bawa uang yang berlebih. Paling tidak 3 kaus yang harganya $35 , gantungan kunci 24 buah yang harganya $10, 3 pak cokelat merlion yang harganya $10, beberapa souvenir yang harganya $74. Selebihnya, gue lupa.
So, the next day, I and Mum should go back to Jakarta. But because Singapore is not a crowded city like Jakarta, you can go to the airport relaxly. No need to rush. You can catch a cab in front of the hotel. Or, they'd come nicely and bring your stuff to the baggage immediately then ask you for the place you're gonna go. It takes only $18 from hotel to the airport. Don't worry, all people in Singapore knows three language, Malay, English, and Chinese. If you keep talking with Malay accent, they'll answer with Malay too. But if you keep talking with English, they'll answer with singaporean-english as well. But as Indoneian and feel not brave enough to use your English, you can speak with Malay accent and they'll understand.
Jadi itu aja sih apa-apa yang gue lakukan selama tiga hari di Singapur. Gak terlalu explore banget, karena rencana awalnya ke sana itu untuk belajar real english, dan untuk pengalaman pertama aja. Jadi planning yang dibuat pun gak terlalu berlebihan. Plus, gue dan Nyokap bukan seseorang yang berjiwa adventure. Jadi paling biasa aja.
Okay readers, that's all from me. I wish you'll get some information from my blog for your trip to Singapore.
Thank you.
0 Komentar