Dear diary,
Pertama-tama, karena hari ini hari natal, let me say "Happy Christmas for those who celebrate!" Katanya sih bagi umat muslim mengatakan selamat natal itu haram, tapi kenapa gue ucapin ya? Sejujurnya, gue lebih suka dengan keterbukaan dan ketoleransi-an, jadinya ya why not? Anyway, gue disini bukan mau membicara pro-contra tentang mengucapkan hari natal. Tapi gue ingin curhat (lagi).
Hmm. Sudah bulan desember saja. Perasaan baru kemarin balik ke sini tiba-tiba sudah mau liburan lagi. Hal-hal berguna apa saja yang sudah gue lakukan akhir-akhir ini? I don't really know, sih. But I am so much better then I was in last december. Now, I am more open to another people, happy, I don't care about what people say about my weight (as long as I'm healthy), and of course, I've moved on. Ya, akhirnya gue berhasil move on dan semoga bisa selamanya seperti itu kecuali Tuhan berkehendak lain.
Jadi inget dulu, jaman-jamannya belum bisa move on. Hujan dikit, langsung keinget dia. Nemuin quotes yang daleeeemm banget kata-katanya langsung keinget dia. Apa-apa pasti berhubungan khusus dengan dia. Sampe-sampe, waktu dijalan sembari mengendarai motor, gue inget dia dan hati langsung nyesek sendiri. Intinya, kalau gue galau, I can do anything I want. From doing such bad things or good things (but mostly, bad things). I think that's why I should move on. The bad things that I did should be stopped. Akhirnya, pada suatu saat, gue memang mengunci diri di kamar seharian penuh, menikmati kesedihan, dan berujung pada "ngapain gue selebay ini, sih? Dia saja pun sudah lupa dengan segalanya. Why I still left behind without caring about my future?"
Pernah gue bilang tentang tiga hal; pasrah, ikhlas, yakin. Pasrah aja jalannya akan seperti apa. Pasrah lillahita'ala. Pasrahkan dengan Tuhan, karena Tuhan selalu tau yang terbaik untuk kita. Setelah pasrah, ada baiknya untuk mengikhlaskan segalanya. Ikhlaskan segalanya, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, bahkan akan terjadi. Ikhlaskan segalanya. Dan yakin. Setelah tahap pasrah dan ikhlas sudah kita jalani, ada baiknya jika kita yakin. Yakin dengan hati sendiri, Yakin dengan jalan yang berliku tapi akan indah pada waktunya. Yakin saja, mau seberapa sulit jalannya, seberapa jauh kitanya, seberapa tidak mungkin-nya itu semua, jika kita sudah yakin, percaya deh, Tuhan akan berkehendak lain..
Intinya akhir-akhir ini gue ngerasa baik-baik saja. Tidak ada masalah dengan siapa pun, mau teman-teman lama atau siapa pun. Mungkin bisa kayak gini karena menjadikan "No expectation, no heartache" sebagai mind set diri. Jadi lebih mengurangi harapan apapun bahkan sangat tidak berharap banyak untuk orang-orang disekeliling kita. Makanya, sekarang gue lebih fine-fine aja jalan sendirian di kampus. Diliatin sampe mata jatuh ngegelinding di tanah pun I don't care. Ini kan hidup gue, bukan hidup mereka. Lagi pula, gue baru nyadar kalau dulu-dulu rentan galau karena terlalu banyak berharap sama orang-orang. Mereka hanya orang-orang yang membicarakan kita dibelakang, nusuk dari belakang, tapi sangat anti jika dibicarakan secara langsung.
Well, diary, I think this's all my feelings about. I'm happier now. I'm gaining weight. I'm too stressed about my size even though I'm not that fat. I'm more me, now. I'm doing my own way without listening what people say about it. I can do anything that I want. I don't expect people as much as I was used to. I think I am happy now because finally I could move on and take it all easy, and let it go without regretting anything because I trust in God.
- me :)
0 Komentar