Kukuruyuuuuk!!!!
Ayam bang Pitung udah berkokok tanda matahari sudah naik. Gue ngulet. Liat jam: 6.30! Langsung gue bergeregas mandi dan sarapan. Eh gile, baru kemarin gue bangga sama diri gue sendiri. Eh malah ternyata gue telat bangun lagi nih pagi. Ni karna epek sms-an sama ka ed semalem. Ah kacau semua dah!!! Kamar berantakkan, baju muslim gue gak tau dimana adanya. Wah kaco banget daaaaaah!!
Dibawah ada bokap sama nyokap lagi sarapan. Wah kayaknya semalem nyokap baru pulang dah. Haduh, jadi ngerasa gak enak nih. Ya udah deh. Gue gak banyak omong. Tapi banyak aksi. Talk less do more. Gue nyaplok tuh roti dengan biadap (ngikutin raditya dika) dan cabut ke sekolah.
Setelah gue parkir mobil gue, HAH! Gue bawa mobil? Aduh, kan hari ini papa gak ngasih kunci, tapi gue sendiri yang ngambil kuncinya. Yah gimana ini? Mana gak bawa hape lagi. Gile banget sih gue? Gimana ini? Sekarang otak gue udah muter kagak karuan dalam kepala gue nih. Dan gue juga beruntung gak kena perangkap bu intan dan juga pak endi. Bilang alhamdullillah~
“Cantika. Mau kemana?” tanya ka ed. Ketemu didepan ruang TU.
“Eh, kakak.” Gue tersipu malu karna sms gue semalem gak karuan. “Mau ke kelas lah kak. Masa iya ke dufan?” oke gue tau, ini gak jelas.
“Lah? Bukannya hari ini kita lomba ya?” tanya dia.
Emang hari ini hari apa? Jum’at kan? Tanggal 16! “Eh iya kak. Kita lomba.”
“Orang kamu udah ditunggu sama aku dan Mam Wirdha. Mam wirdhanya aja lagi izin. Udah dikasih surat dispen kok.” Kata dia dengan enaknya.
Tapi gimana nasib gue dan semua tugas yang gue kerjain? Sia-sia dong. Gimana nasib temen-temen gue? Kalo gak ada gue, mereka kayak anak ayam lepas. Ya Allah, tolong lah... saya juga belum latihan. Sumpah gue kesel sama diri gue sendiri. Jatuh cinta sih boleh, tapi semuanya jangan dilupakan gitu aja dong. AH!
Gue jalan sama kak Ed berdua. Si Joey, Dina dan Della ngeliat gue kok. Hahaha gue demen nih kayak gini. Ayo kak. More near. Biar gue menang lomba (kagak nyambung goblok! hahaha). Eh, Mam wirdha udah dateng, gue cao dulu ye sama ka ed! Byeeeeee. Doain gue semoga lomba gue menang.
***
“Nih minum dulu. Aduh, lo sih. Lo gak sarapan ya tadi?” kata ka ed ngasih aqua buat gue.
Dengan tak berdaya gue pingsan ditengah gerumulan orang di lapangan itu. “thanks kak.” Kata gue lemes.
Mam Wirdha mah gak tau rimbanya dimana. Yang ada gue sama kak ed doang. Pidato masih 2 urut lagi, abis itu baru gue. Ka ed sih belum. Haduh, gimana ya? Canggung gak yak gue kalo ada si kak ed? I don’t wanna loose this friendship kak. Even I want more. Gue janji sama dia. abis ini mau pulang kerumah. Hahaha yaiyalah pulang kerumah, masa ke sarang? Apalagi kalo nyasar ke tanah abang dan pasar hipli.
Dan ini giliran gue. here's the speech:
As. Wr. Wb.
Good morning ladies and gentleman,
To the honorable judges, teachers and all my beloved friends.
First of all, lets thank to Almighty God who still gives us time to live. Without the time given, it’s impossible for me to stand here in front of you. On this occasion, I’d like to tell you about Global Warming. But before it started, let me introduce my self to you. Well, my name is Farrah Fajrianti Fonna from 94 Senior Highschool.
Ladies and Gentleman,
The United Nations panel on climate change projects, that the global temperatures will rise 3-10 degrees fahrenheit by the century’s end, enaugh to have the polar caps, but all melted. If the ice caps melted, a vast majority of our countries border will be under water. Monuments and great buildings, as well as homes and lives will be under water, including New York City.
So, now we know what some of the causes are for global warming, how can we as indiviuals do our part to help save the planet?
The answer is easier than you may think. You dont have to go miles away from home to protest, or spend masses of money. If you try to follow the few simple steps that I shall give you, you will have started to help all of us.
First, plant a tree. This could be easier than it sounds. Trees, when fully grown, will help keep the planet cooler. On the same point, you could protest againts the demolition of the rainforest. Lets keep the earth cooler!
Second, something as simple as walking instead of taking the car will help reduce pollution. As well as stopping pollution, you are giving yourself exercise, something important to our bodies. So the next time you get into your car or motorbike, think: “Can I walk? Or bicycling?”
Third, If possible use solar energy, after all it is free, all you need to buy is equipment. You can get much of your hot water and heating from the sun and even generate electricity.
Fourth, reduce reuse and recylce. Only buy what you need. Dont stock the cupboards with things you may or may not use. Reuse whatever you can. Like containers and paper, and recycle what you cannot reuse. It really as simple as that.
I think, if everybody stuck to these rules, we would be doing a great thing by protecting the earth. So please take into consideration what I have said, and try to do your part. After all, it will be our next generation that will feel the effects.
Ladies and gentleman,
Do you ever feel your heart like dolphin’s clap? When you’re falling in love with someone? How was it feel? Was that feel good? The answer is no! Even worst. Privately, Im falling in love with someone right now. But I can’t keep my concrate when I go to this stage, reading my speech. I don’t even know what should I do, when the situation isn’t right like now. We’re so awkward, I know. But I wonder, is this love? Or I just have an obsessed with you? Or maybe this’s the time for me to stand up and feels the love tonight. But how can I do this when I don’t know where should stand and look deep into your eyes...
Well, ladies and gentleman,
I think it’s enaugh for me. Thanks for your attention and, don’t forget to keep this earth good and cool. We’re gonna WIN THE WORLD TONIGHT!!!
Tepuk tangan sangat meriah diberikan untuk gue. Ketika gue sedang panik dengan pertanyaan juri yang susahnya setengah mampus. Tapi kata kak ed, tadi gue speechnya bagus dan deserve kalo jadi winner. Ah, dia juga bagus. Eh tapipitatapi gue gak nyadar loh, kalo gue nyebut:
"Do you ever feel your heart like dolphin’s clap? When you’re falling in love with someone? How was it feel? Was that feel good? The answer is no! Even worst. Privately, Im falling in love with someone right now. But I can’t keep my concrate when I go to this stage, reading my speech. I don’t even know what should I do, when the situation isn’t right like now. We’re so awkward, I know. But I wonder, is this love? Or I just have an obsessed with you? Or maybe this’s the time for me to stand up and feels the love tonight. But how can I do this when I don’t know where should stand and look deep into your eyes..."
Gue gak abis pikir, kenapa gue bisa ngomong selancar itu? Kenapa gue bisa ngomong sedalem itu didepan orang banyak ketika gue tau orang yang gue maksut tepat ada didepan lu. Apa yang akan lo buat, selain lo malu? Tapi katanya sih justru pada suka dengan bait itu. Padahal tu bait sial gue. Kalo kak ed tau gimana? Mau ditaro mana muke gue?
Mam Wirdha kasih ucapan selamat buat gue. Kata dia lebih bagus daripada latihan. Wah, jadi pede nih gue. Pasti gara-gara pingsan tadi. Gak ngaruh. Gue mencoba ngobrol sama kak ed. Dia bengong. Kayak anak ayam yang kehilangan induknya atau: anak ayam liar yang lepas.
Saatnya pengumuman pemenang. Hati dag-dig-dug belalang kuncup nih. Gue liat mukanya kak ed pucet banget. Kayak mbak-mbak yang pake pemutih gitu. Kenapa ya dia? apa dia dag-dig-dug belalang kuncup juga?
“Kak Ed kenapa?” tanya gue.
“deg-degan.” Jawab dia singkat.
“gara-gara ada gue yak? Hahaha” jawab gue.
Hening.
Oke, gue tau ini lebih gak jelas. Tapi jangan nampang dengan muka ilfeel gitu dong ke gue. Ah elah, gue jadi ngerasa bersalah ketika gue nyebutin bait terakhir pidato itu. Udah lah. Gue kesel sama gue sendiri. Bego banget jadi cewek!!
UPS! Nama gue dipanggil di pengumuman pemenang. Gue harap sih iya, gue menang. Jadi seolah-olah gue gak terlihat lebih rendah dari kak ed.
“So, the winner of the competition is....” kata mc-nya.
“The third winner is: Aurella from Binus High School” gue makin deg-degan. Gue, diantara 12 orang sedang berdiri dengan muka pucat basi. Kayak nasi basi.
“The second winner is: Fabian from Santo Leo High School” gue makin deg-degan. Yah, kalo ini bukan buat gue, lantas buat siapa lagi?
“And the last. The first winner is.... SELLA CHANTIKA!!!!” gue langsung loncat sampe tuh panggung hampir rubuh. Gue seneng banget bisa menang. Ya allah, thanks for everything.
“you can give your speech for this achievement.”
“How’s life everybody? I guess we’re all ok and I hoped so. First of all, thank to Allah SWT and my Prophet Muhammad. Thanks to mom and dad in home. I know you guys are the best. Thanks for my friends at school, even I know they don’t know about this achievement before the teacher annouce it when the ceremony comes next Monday. Thanks for Mam Wirdha, thanks for leading me onto this speech competition. Thanks for Kak Ed, who always stand on my side. But the last, THANKS FOR EVERYTHING! Love you all.” Singkat, padat, jelas pidato gue. Dan secara resmi gue jadi pemenang dari kompetisi ini. Padahal entah kenapa hati gue lagi gak karuan rasanya. Gue kok gak seneng ya?
Gue liat Kak Ed gak ada ditempat duduknya. Kemana dia? berarti tadi dia gak denger sama apa yang gue ucap dong? Ya allah, ada masalah apa lagi nih? Plis gue gak mau ada masalah sama dia. sekalipun ada, apa masalahnya?
Gue cari-cari dia kesana-kesini. Sementara itu mam Wirdha lagi nunggu di mobil. Plis kak, kalo lu udah tau yang sebenernya, gue mungking gak akan merasa bersalah kayak gini. Dan gue menemukan dia lagi termenung di satu sisi lapangan belakang gedung.
“Kak Ed. Ngapain disini kak?” tanya gue penasaran.
Mukanya gak ngenakin. Sumpah deh. “EH. Sini lo. Gue mau ngomong serius sama lo.” Kata dia. akhirnya gue jalan ketempat dia yang dibawah pohon beringin itu.
“Apa kak? Kok sedih? Kecewa ya farrah yang menang?” tanya gue.
“Bukan masalah itu.” Kata dia. “Kamu jujur deh sama aku, sama diri kamu sendiri. Sebenernya apa sih yang terjadi between us? Kita gak kayak berteman biasa. Ka ed ngerasa klop sama Sella, kak ed ngerasa ini beda. Ini bukan temen. Tapi lebih dari temen.” Lanjut dia.
Dolphin’s clap started. Gue nangis. Ini sumpah, beneran, ini mimpi gue asli. Gak tau kenapa tiba-tiba air mata gue jatuh gitu aja. “Maaf ya ka ed. Bukannya maksud gue gimana gitu sama lo. Tapi gue juga ngerasa hal yang sama karna gue suka sama lo, kak. Gue tau cara gue mengekspresikan rasa suka gue salah. Tepat bukan saat ketika gue lagi jeles setengah mampus waktu lo lagi jalan sama Olivia didepan gue. When we’re sharing about our private life untill this day, tepat dimana ketika gue lagi pidato di stage dan secara tiba-tiba gue ngomong hal itu depan dan menurut gue, itu gak etis banget. Sorry banget ya kak.” Kata gue dengan isak tangis gue.
Kenapa gue nangis? Karna gue ngerasa kak edwin itu bukan sekedar temen atau sabahat biasa. Gue ngerasa hati dia udah tumbuh di hati gue dan menggantikan posisi abang gue yang meninggal karna bokap gue. Bokap gue yang gak kasih ijin dia buat jadi pelukis. Jadinya dia tewas mengesankan. Eh, salah ding. Tewas secara mengesankan dikamar lukisnya dengan cara ngebelah nadinya. Makanya gue ngerasa ada yang beda ketika kak ed masuk dalam hidup gue. Seolah-olah dia itu pengganti dari kakak gue.
“Terus kenapa sella nangis? Aneh amat?” kata dia.
“Ya gue takut aja lonya ilfeel kak sama gue.” Kata gue.
“Kakak bukan tipe cowok yang suka ilfeel sama cewek dengan mudah.” Kata dia. “But thanks ya udah suka sama orang kayak kakak. Kakak gak berhak banget disukain sama cewek se-asik lo.” Kata dia.
“Jadi?”
Dia tiba-tiba ngambil tangan kanan dan kiri gue. Suasana lagi dramatis. Suasana lagi melankolis. Untungnya tadi abis makan sambel gue cuci tangan. Jadi kalopun tangan gue dikecup sama kak ed gak akan bau terasi deh. Haha. Cukup. Balik lagi ke cerita.
“Trust me, Sel. I will do everthing for you. tapi gue anggap selama ini kita hanya bersahabat akrab. kakak gak berhak disukai cewek selugu kamu.”
Apa? Terus bagaimana dengan anak dikandungan ini? Hush, lebaynya mulai lagi. “Ok. If it’s gonna be the best.”
Selama pulang, gue sama dia diam. Pasif. Gak banyak omong. Gak kayak waktu berangkat. Kita lebih enjoy waktu lagi berangkat tadi, bukan pas pulang. Gue bener-bener malu dengan semua tindakkan gue selama ini. Gue emang kelewatan. Tapi.. inilah hidup. Ketika kita berada di posisi atas, kita akan merendahkan yang ada dibawah, tapi ketika kita ada di posisi bawah, pasti kita akan ingin sekali berada di posisi atas.
***
(To be continued)
0 Komentar