experience X expectation

   oopsss sorry.

   Beberapa minggu lalu gue ngepost dengan judul "Dreams".

   Entah postingan itu isyarat tersembunyi dari teriakan hati gue, atau gue hanya ingin ngepost tentang "Dreams" yang menjadi nyata dan telah berakhir.

   Gue. Gak. Tau.

   Tapi nyatanya kali ini adalah, gue sudah muak dipermainkan dengan perasaan berlebih. Maksudnya adalah, gue masih saja berjalan, lompat, bahkan berlari ditempat yang sama. Tempat dimana gue tau gue akan jatuh berulang-ulang, dan juga nyerah begitu saja. It's like.. gue gak pernah belajar dari pengalaman yang sudah terjadi. 

   Wait, pengalaman? 

   Well, yeah. Pengalaman gue banyak. Apalagi pengalaman dalam percintaan. Pengalaman diduakan, pengalaman di php-in, pengalaman ditinggal gitu saja.. Pengalaman itu banyak. Gue gak akan kasih tahu apakah kesalahan itu ada pada gue, atau "laki" yang buat gue ngerasa demikian. Hmm, mungkin benar adanya, kalau terlalu baik itu kadang gak baik. 

   Tapi, apa hubungannya antara pengalaman sama punya sifat terlalu baik? 

   Okay, let me tell you one thing. Bicara dari pengalaman, punya sifat terlalu baik itu terkadang bisa semudahnya dimanfaatkan oleh orang lain. Mereka manfaatin gue, gue gak terlalu peka, mereka berkamuflase menjadi makhluk "baik" didepan muka gue, sehingga gue punya pemikiran jika mereka sepaham dengan gue. Padahal nyatanya? Well, sebagian besar TIDAK. Kadang, mereka cuma ingin datang, mengambil apa yang ingin diambil, lalu pergi begitu saja. Bukannya maksud gue untuk berpikiran buruk ke orang, sih, tapi lebih tepatnya untuk sekedar berhati-hati saja. 

   Okay, balik lagi. Dan ketika gue sudah ngerasa jika mereka sepaham dengan gue, kadang gue menyisipkan sebuah ekspetasi, yang mana ekspetasi itu sendiri bakal bunuh gue. Ternyata benar apa yang dibilang oleh Shakespear, "Expectation is the root of your heartache.". Ekspetasi itu akar dari penyakit hati. Bagaimana enggak, ketika kita sudah expect yang gimana-gimana, ternyata kenyataanya bisa berbalik 1000% dengan apa yang sudah kita harap bakal kejadian. 

So gue cuma pingin kasih tau aja. Jangan berharap lebih sama manusia. Manusia makhluk yang labil, sok bener, dan juga naif. Ekspetasilah sama Tuhan, karena IA maha tahu yang baik dan yang buruk. 

   Kejadiannya akhir-akhir ini sih cukup simpel, sebenarnya. Gue dekat dengan seseorang yang kebetulan bule, dan luckily waktu liburan ke Jakarta kemarin sempat ketemu (karena dia sedang berlibur di Indonesia). Awalnya deg-degan parah sebelum ketemu, tapi setelah ketemu.. well, biasa aja. Gak ada sedikitpun perasaan bagi gue untuk berkespektasi dengannya. Tapi, secara gue menghabiskan waktu 3 hari dengannya, banyak pengalaman-pengalaman baru yang gue dapatkan. Pengalaman hidup, pengalaman perasaan, dan.. yang lainnya. Setidaknya dalam 3 hari itu hidup gue berubah total menjadi hidup seorang "Lolita" yang mungkin dipandang negatif bagi sebagian orang. Mm, but that time, I didn't fucking care, though. Secara, itu lah pengalaman yang gue sebut-sebut sebagai "mimpi yang mana harus berakhir dan diakhiri." 

   Anyway, karena sekarang yang tertinggal adalah ekspektasi itu sendiri, gue ngerasa hampa. Gue ngerasa kosong. Gue ngerasa dibodohi dan dibutakan oleh perasaan. Mungkin gue sudah mengutuknya beribu-ribu kali, bersumpah jika gue memang membencinya. Tapi namanya perasaan? Gak akan bisa semudah itu hilang. Sampai sekarang, gue masih kok kangen sama dia. Sampai sekarang, gue masih kok kepikiran dengan hal-hal bodoh yang kita lakukan bersama. Even, sampai sekarang, gue masih ingat dengan ucapan "I can't promise you the world. You just have to go with your life. You're still young. Chase your career. Chase your education. And when it's the time, let see what happens." Yang mana kalau gue translate dipikiran gue adalah "Hmm, kayaknya aku belum mau serius sama kamu, deh."

   So, ciao adios, I'M SO FUCKING DONE. 
   
   Jadi, apa yang buat gue sesakit ini, sih? Jawabannya singkat; rindu. R.I.N.D.U. Gue rindu dengan dia. Gue ingin menyapanya, but.. who am I? Siapa gue untuk dia? Sampah? Atau seseorang dari tumpukan cewek yang dia punya? Sorry, gue lebih dari "tumpukan cewek" yang dia punya. Kadang gue ngerasa serba salah untuk mau pertahanin ini semua. Semakin gue yakin untuk mempertahankan, semakin banyak bukti juga yang gue liat kalau pertahankan dia itu hal yang bodoh. 

   Mungkin "the right" things will come into the place. Mungkin jalan yang sebetulnya harus gue ambil adalah untuk melepaskannya, merelakannya untuk pergi, dan enyahlah! Mungkin awalnya terasa sulit, tapi gue percaya, beberapa bulan kedepan, gue akan tertawa untuk mengingat ini semua. Gue yakin jika Tuhan itu tidak pernah tidur ataupun absen dalam melihat usaha hamba-Nya. Karena apapun itu, kembali lagi ke diri gue. Gue harus bisa mengatur segalanya sehingga semua planning yang gue punya gak hancur hanya karena dia. Gue yakin, gue bisa melewati ini semua. 

   So, pelajaran yang paling penting adalah jangan sesekali punya ekspektasi ke manusia. Manusia gak ada yang sempurna. Manusia bisa mengecewakan, manusia bisa melupakan, dan manusia bisa menyakitkan. Banyak-banyaklah berekspektasi dengan Tuhan. Tuhan yang tau segalanya. Tuhan yang mengatur segalanya. Tugas kita hanya berusaha dan berdoa. 

   Dan sekali lagi, jangan lupa untuk belajar dari kesalahan. Hidup dalam naungan "kesalahan" itu gak pernah indah, so, get rid of it!


- xx, F. 

Posting Komentar

0 Komentar