Akhirnya setelah akhir-akhir ini gue disibukkan oleh urusan kampus dan lain-lain (termasuk tidur dan nganggur dirumah gak ada kerjaan dan gak ada inspirasi untuk nulis blog), gue kembali hadir dengan celoteh-celoteh anak kuliahan galau di blog ini.
Pertama, setelah gue flashback blog dari jaman 2010 - 2014, ternyata isi blog gue kebanyakan tumpahan atau luapan emosi gue tentang kehidupan ini. Bukan hanya tentang pahit-manis-nya kehidupan ini saja, tapi juga masalah percintaan yang tak kunjung selesai. Duh, sebenernya ada apa sih dengan gue? Kok gampang banget galau, ya? Kalau saja ada penghargaan khusus ratu galau sejagad raya, mungkin gue bisa memenangkannya. Selain itu ternyata.. ternyata.. ternya.. ternyat.. ternyata, okay, ternyata, dulu gue agak alay. Apalagi pas baca postingan jaman 2011 yang sering banget galau gara-gara jadi korban php pin blackberry. Negrtikan maksudnya korban php pin blackberry? Jadi ada laki yang sengaja invite gue, terus pdkt, terus dengan oonnya gue percaya gitu aja, sampai akhirnya laki itu hilang dan gue pun galau.
(Pasti yang baca tadi senyum-senyum sendiri sembari mikir, "Kok Farrah oon, ya?"
Gue tau, kok)
Sampai kesekian kalinya gue galau, setiap kali gue pergi ke sekolah dengan keadaan galau, pasti temen gue bilang, "Alah, palingan gara-gara bbm lagi. Makanya Far, jadi anak jangan gampang percaya. Galau kan tuh jadinya." Dan gue pun hanya menjawab dengan muka kepolosan gue.
Kedua, setelah gue flashback blog lagi di jaman 2012, ternyata isi blog gue kebanyakan galau gara-gara putus sama seseorang yang namanya gak patut disebut. Gue cuma takut, kalau gue sebut namanya, arwahnya bangkit dari tubuhnya. Awalnya senang, bahkan bertanya-tanya, "masa sih, dia suka sama gue?" dan ternyata pertanyaan itu berakhir pada tanggal 11 Maret 2012 pada pukul 21:30 (Nah lo! Kenapa gue masih inget tanggal dan jam berapa kita jadian? Otak yang sangat tajam masalah flashback, apa lagi tentang mantan). Tapi, sekali lagi, ngapain gue ngeflashback tentang dia? Gak penting!
Sampai ketika gue putus dengan dia, gue nangis ditengah perjalan menuju sekolah. Ketika gue sampai di sekolah, tangisan gue pecah di toilet. Oh, gue baru tau kalau ini tuh sangat drama. Salah satu temen gue ngeliat, dan dia cuma bilang "Tenang Far, kalau jodoh gak kemana, kok." Paling hanya itu motivasi orang yang selalu disebut-sebut ketika kita putus sama pacar. Ngerasa adil? Enggak. Karena waktu itu yang gue butuhkan hanya dia, tapi sayangnya dia tidak fight back, dan ngapain juga gue harus berharap selama itu? Lupakan. Gak penting!
Ketiga, setelah akhirnya gue bisa move on dari dia, gue pun terkepung sendiri. Maksudnya, gue tidak suka siapa-siapa bahkan sampai heran sendiri, kenapa gue jadi gak suka sama siapa-siapa? Apa gue lesbi? Tapi enggak ah, gue masih normal-normal aja. Saking parahnya, gue bahkan selalu menertawai temen gue yang lagi galau. Gue selalu bilang, "Ngapain lo galau, mending lakukan sesuatu yang menguntungkan dari pada galau. Jangan galau lah, apa lagi masalah laki. Laki dimana-mana sama aja, kok." dan palingan mereka cuma bilang "Gue harap bisa semudah itu." Gue jadi ngerasa bersalah. Seolah-olah gue gak pernah galau. Tapi memang benar sih, gue itu kalau lagi gak galau, ya gak galau. Tapi kalau lagi galau, bisa kronis. Mungkin karena bawaan sifat lebay gara-gara keseringan nonton film kali ya?
Sampai ketika Nyokap gue nanya apakah gue lagi naksir orang, gue pun hanya menjawab "Farrah gak suka sama laki, eh, maksudnya sama siapa-siapa." Bahkan gue jadi bingung sendiri, kenapa gue bisa gak suka sama siapa-siapa. Maksudnya, kenapa hidup gue jadi datar-datar saja? Memang sih bagus. Tapi gak bagus juga kalau kelamaan begitu. Lo juga butuh seseorang untuk disukai supaya ada motivasi.
Keempat, setelah gue bersikeras jika gue gak suka sama siapa-siapa, gue pun mulai kembali menata segalanya dan mulai naksir lagi sama laki. Awalnya gak mau ngakuin kalau gue naksir dia. Cuma karena memang ternyata gue memang naksir, jadinya gue ngaku juga. Bahkan, menurut gue, dia lah yang paling sering mondar-mandir jadi inspirasi di blog gue. Banyak postingan-postingan yang sengaja gue buat dan ternyata itu semua tentang si laki itu. Bahkan hingga sekarang terkadang jika gue ingin ngeblog atau nulis, pasti kepikiran dia sebentar. Karena.. gue gak tahu kenapa bisa begini. Bahkan disaat gue sudah jauh dari Jakarta yang semestinya sudah bisa move on, tapi tetap saja ujung-ujungnya berhenti di dia lagi dan dia lagi. Gue saja capek untuk selalu mengalah dari perasaan ini. Tapi gue gak bisa bohongin diri sendiri juga, kalau gue masih menyukainya. Ada beberapa bagian dari dia yang gak semudah itu gue lepas, dan itu alasannya kenapa gue susah move on.
Sampai pada akhirnya gue pindah hati ke orang lain, tapi berujung balik lagi ke dia. Dari awalnya dekat - jauh - dekat lagi - jauh lagi - dekat lagi - dan begitu-gitu saja sampai akhirnya memang berujung ke dia lagi dan dia lagi. Kata Tety (temen gue) sih begini, "Lo udah kuliah jauh-jauh ke ujung sumatra tapi masih stuck di dia lagi - dia lagi Far? Lo harus move on, dong." Gue juga heran kenapa. Gue gak mau begini terus. Gue gak mau terlalu menyakiti perasaan sendiri diatas harapan yang semu ini. Sebetulnya bukan harapan juga, sih. Gak pernah ada harapan apa-apa antara gue dan dia kecuali hanya sekedar teman. Gue pun gak mau jadian sama dia, karena kalau jadian bisa saja putus ditengah jalan. Lalu gue dan dia bisa menjadi musuh. Mending kalau mau sekalian, ada dua pilihan, jadi best friend forever atau jadi istri idaman (Nah loh, ngeri juga dengan pilihan kedua, ya).
Tapi memang benar juga, kan?
Kelima, gue baru sadar jika konflik-konflik antara gue dan temen-temen gue yang belum lama terjadi merupakan salah satu proses menuju pendewasaan diri. Semakin kesini semakin tua di usia, tapi belum tentu dewasa di pikiran dan sikap. Tapi balik lagi ke diri sendiri, sih. Gimana maunya kita. Gimana kita bersikap untuk orang lain. Gimana kita jadi diri kita sendiri di depan orang lain. Gak perlu pake topeng untuk bergaul dengan orang, karena sooner or later, topeng itu akan terbuka dengan sendirinya. Dan begitu orang-orang tau dengan gimana aslinya lo di depan mereka without mask, lo pasti akan ngerasa malu. Dan malu itu awal dari muka dua. Ya gue gak tau sih relasinya apa antara malu sama muka dua. Tapi pasti ada maksud terselubung dibalik itu semua.
Sampai akhirnya gue lelah untuk bergaul ke sana - ke sini tapi sama sekali belum ada yang mengerti gue sepenuhnya, gue pun memutuskan untuk menjadi sendiri dan balik ke diri sendiri. Teman baik itu gak perlu dicari, kok. Yang perlu kita cari hanya temen untuk berbagi. Berbagi keluh kesah, berbagi kebahagiaan, dan juga berbagi makanan. Teman baik itu juga akan datang sendiri di waktu yang tepat nanti (menurut gue). Jadi jangan heran jika akhir-akhir ini gue lebih suka jalan ke sana - ke sini di lorong kampus sendirian sembari membawa binder bercorak UK Vintage. Gue lebih suka sendiri, jadi lebih kerasa bagaimana kerasnya hidup ini.
Asik, kenapa gue jadi puitis?
Karena menurut gue percuma juga punya teman banyak, teman seperti ini - seperti itu, tapi ketika kita jatuh, satu persatu dari mereka pergi begitu saja. Sakitnya tuh berasa banget. Apa lagi kalau punya temen yang gampang bosenan. Itu lebih parah. Jadi dari pada sakit hati sendiri, mending biasa saja. Mereka ingin berteman? Silahkan, tapi biasa saja. Jangan terlalu menaruh banyak harapan sama temen atau seseorang, karena kalau gak kesampaian biasa sakit hati sendiri juga
Well, jadi akhir-akhir ini gue disibukkan dengan urusan kampus yang gak kunjung selesai. Akhir-akhir ini juga gue seneng banget, akhirnya bisa melupakan sedikit tentang dia. Akhir-akhir ini juga gue bisa mempelajari sifat-sifat orang, dan mulai menerapkan sistem "No Expectation, No Heartache". Dear blog, mungkin ini saja laporan atau catatan singkat tentang kegiatan gue akhir-akhir ini. Semoga menginspirasi dan juga memotivasi.
- xx, Farrah
0 Komentar