Better Than Revenge

quotes, black and white, sad quotes, depressing, flowers, girl, quote, sad, flower   

Gak tahu lagi harus ngepost apa kali ini. Yah meskipun hitung-hitung blog ini adalah diary gue, jadi terserah dong mau tulis apa aja. Mulai dari patah hati, galau, senang, sedih, dan semacamnya, gue rasa blog ini adalah kebebasan bagi gue untuk ngapain aja. I mean, terkadang untuk ngepost tentang keluarga, sahabat, dan lain-lain gak papa juga, kan? Intinya kan nulis disini. Tentang apapun itu. 
   Kalian pasti tahu akhir-akhir ini gue sedang galau banget masalah pertemanan. Baru saja beberapa minggu yang lalu gue berandai-andai jika gue hidup tanpa siapa pun didunia ini selain keluarga. Tapi ini dia. Ini lah yang terjadi dengan gue sekarang. Boleh saja gue senang-senang diluar sana. Tapi jika sudah masuk ke dalam kamar, rasanya seperti terkunci dalam sebuah ruangan gelap dan gak tahu arahnya harus kemana. Gue bingung harus menuangkannya bagaimana lagi. Sejauh ini gue rasa gue benar-benar saja. Maksudnya, gue kan sudah minta maaf, dan mereka pun sudah memaafkan gue. Bahkan beberapa hari kemarin mereka sudah kembali baik, dan gue sangat beruntung. Tidak terkecuali hari kamis. Gue ngerasa ada yang beda lagi. Tapi gue meredam itu semua dan berpikir, "Oh, mungkin hari ini mereka ingin duduk disana karena cahayanya lebih terang dari pada disini." Semampu gue berpikir positif tapi akhir-akhirnya gak bisa. Padahal gue sudah bersikap sewajarnya saja, menurut gue. Gak ada yang lain. Gue cuma gak mau memperlebar masalah ini. 
   Tapi mungkin maksud gue itu salah (lagi) dimata mereka. Untuk sesaat, gue berpikir, mungkin kami hanya butuh waktu untuk beberapa saat untuk kembali introspeksi diri tentang kesalahan kami masing-masing. Kami ini sudah dewasa, harus berpikiran dewasa, bukan anak-anak lagi, yang masih berpikiran anak-anak. Dan berjuta-juta kata maaf pun gak akan ada arti jika kita masih menyimpan kekesalan yang lain.
   Gue jadi ingin banget untuk bertemu, bertatapan, berbicara, menjelaskan, kepada orang yang bersangkutan, kenapa masalah ini yang sudah padam tapi malah membara lagi. Gue pengen banget bertanya, jika apakah yang gue lakukan selama ini salah? Atau mungkin worthless? Atau gue harus bagaimana jadinya? Gue bingung sendiri. Gue ingin kita yang dulu. Tapi gue sadar, apa yang 'dulu' itu gak akan terjadi sekarang. Biasanya sih, kesempatan kedua itu gak seindah kesempatan pertama. Mungkin itu juga alasan mengapa mereka tidak bisa melihat gue seperti dulu mereka melihat gue. Dari cara tatapan saja sudah beda, apa lagi hal lainnya. Pokoknya, intinya gue ingin menyudahi ini semua. Ibarat ini sebuah buku, gue mau merobek seluruh lembaran yang rusak dan membakarnya. Jadi kita bisa mulai dari lembar yang baru, meskipun itu terletak dipertengahan atau dimana. Tapi bagaimana pun juga, gue rasa ini salah gue sendiri dan somehow, gue harus mengatasinya. Meskipun dengan cara yang serumit ini dan sesulit ini. 

   Semoga masalah ini mempunyai arti terindah yang Tuhan sengaja berikan untuk gue, amin..

Posting Komentar

0 Komentar