Sampai Kapan Rasa Itu Akan Tumbuh (Kembali) ?

Large   Aduh.. sudah minggu malam lagi saja...
   Aduh.. entah kenapa tiba-tiba gue jadi galau...
   Aduh.. gue gak tahu apa yang terjadi...
   Aduh.. atau gue hanya sakit perut?

   Entah kenapa nih, malam minggu ini gue ngerasa agak galau. Padahal di twitter gue sering banget ngebacot nyuruh orang supaya gak galau. Galau kan gak penting. Buang-buang waktu aja. Tapi namanya perasaan.. gak semulus paha cherrybelle. Namanya perasaan, gak mungkin happy terus. Nah, mungkin gue galau karena terlalu happy kali, ya? Atau galau ini beralasan lain lagi? Sangat absurd. Perut gue makin mual untuk mengingat kata 'galau' lagi.
  Awalnya gue bingung (dan kalo gak salah pernah gue tuangin juga emosi gue lewat bacaan 'Malam Minggu Menurut Pandangan Jomblo') kenapa sih banyak banget orang-khususnya-remaja yang galau kalau malam minggu? Apa pandangan orang selama ini itu salah tentang malam minggu? Banyak dari mereka yang berpikir jika malam minggu itu malam maksiat. Malam dimana lo pergi dengan pasangan lo terus menghabiskan waktu begitu saja. Pandangan ini menurut gue salah besar. Malam minggu itu seharusnya digunakan untuk hal yang positif, loh. Contohnya, ngepel kamar. Atau nyanyi-nyanyi sendiri. Atau mungkin nulis blog (seperti gue). 
   By the way, belum enak nih kalau belum ucap selamat datang kembali ke blog kesayangan ini. Gue, Prof. Dr. Ir. Farrah Fajrianti Fonna S.S, S.H, Mcd Delivery akan menemani waktu malam minggu kalian dengan curahan hatinya yang berjudul Sampai Kapan Rasa Itu Akan Tumbuh (Kembali)? Alasan gue nulis tentang hal ini karena... karena gue gak tahu apa yang terjadi dalam diri gue. Kenapa sampai sekarang ini hidup gue flat-flat aja. Apalagi masalah percintaan yang menurut gue... tidak ada yang sepesial? Ah, semua itu memang absurd. 
   Untuk melihat ke masa depan... seharusnya kita berkaca terhadap yang lalu-lalu. Dalam bidang apapun itu. Maksudnya gak hanya dalam bidang percintaan aja, loh. Tapi yang lain juga. Tapi disini gue hanya memfokuskan ke bagian percintaan saja, ya. Jadi sekarang ini masalahnya gue gak tahu dimana gue harus berpijak, dimana gue harus membuka buku memori gue, dan dihalaman berapa gue harus berkaca agar kedepannya baik. I'm lost. I'm really lost in the middle of nowhere. Gue bahkan gak tahu sampai kapan gue harus begini? 
   Semua orang menginginkan kisah cintanya sempurna. Semiskin apapun orang itu, sejelek apapun orang itu.. bahkan Juliet saja rela bunuh diri demi Romeo (?) Begitu pun juga gue. Gue gak mau yang neko-neko. Gue hanya gak mau kesalahan yang lama terulang lagi jika gue punya pacar nanti. Misalnya, gak jujur. Hal simple tapi efeknya berat parah. Atau contoh kedua itu sering galau sendiri, hal ini buat si dia gak nyaman pasti. Yang ketiga, bentar-bentar ngambek. Uh, kalo kasus yang ketiga ini terjadi, kronis parah. Sudah lah, putus saja daripada tambah buruk. 
   Jika dilihat dari kondisi yang sekarang sih malah berbalik ya. Maksudnya masalah gue adalah gue gak punya masalah apapun. Tugas gue hanya belajar, belajar, dan belajar supaya masuk UI. Tapikan gue juga mau ngerasain hal-hal manis yang dulu pernah gue lakuin terhadap monyer-monyet gue. Ah, sekarang apa boleh buat? Gue sudah terlalu lama sendiri, dan menurut gue sekarang waktunya untuk membuka kembali hati ini. Tinggal nanti siapa yang cocok didalamnya itu, gue gak tahu siapa. Gue hanya menjalankan saja. 
   Jadi sekarang ini gue itu sudah kebal (I think).  Kebal dalam artian gue sudah bisa membedakan yang mana yang hanya manfaatin gue, yang MODUSIN gue, dan juga yang main-main sama gue. Dari kegagalan yang kemarin-kemarin selalu gue pikir dan akhirnya gue dapat menarik kesimpulan jika.. gue ini harus bisa bertindak, harus bisa tegas dan juga harus bisa melihat yang mana yang sungguh-sungguh dan yang mana yang bohongan. Karena mulut mereka itu kebanyakan manis, tapi kita gak tahu manis itu akan menjadi pahit atau memang tetap manis.
   Intinya sih untuk saat ini gue gak tahu sampai kapan rasa itu akan tumbuh kembali? Apakah akhir-akhir ini? Apakah besok? Gue gak tahu, tapi gue yakin, itu pasti terjadi pada gue dikelak kemudian hari. Oh ya maksud gue curcol disini bukan ngejual harga diri gue sendiri ya. Atau bahasa lainnya itu gue mempromosikan diri supaya ada yang mau. Maaf coy, enak aje. Lu kira gue mirip mbak-mbak pinggiran jalan yang murahan itu? Hahaha

Large
 

Love, Farrah F Fonna

Posting Komentar

0 Komentar