a very complicated life

   Hi bloggie. Welcome back, still with me Prof. Dr. I. Farrah F Fonna, S.S. S.H Mcd. Delivery. And right now I'm gonna tell you about my complicated life. Gue pengen banget nuangin semua keluh-kesah gue untuk menjadi siswi SMA, dimana gue harus bekerja rodi! Tanpa di gaji! Siapa yang mau? I bet, nobody's wants. Tapi ini lah hidup, dan tidak ada hidup yang rumit.

   Sebelumnya gue ingin bercerita tentang kehidupn gue yang sekarang menjadi agak absurd. Mulai.. pulang jam 8 malam (setidaknya) disetiap hari hingga.. guling-gulingan di lantai sambil dancing. Gue tau ini tidak related satu sama lain, tapi itu lah yang gue lakukan. Gue harus les bimbel, gue juga harus les bahasa inggris ditambah pendalaman materi setiap sabtu. Dan sepertinya otak gue sudah tidak sanggup lagi alias ingin meledak! Gue gak ngeluh, tapi... coba aja deh. Bayangkan. Jika. Kalian. Jadi. Gue.
   Gue hanya lelah untuk bekerja hingga larut malam setiap harinya. Its just like.. I've been walking through the dessert and it'll never ends. Like its never ends. Seperti begitu saja setiap harinya. Gue tahu, jika gue orang yang berilmu, gue pasti tidak akan mengeluarkan keluh-kesah untuk hal ini. Gue ngaku, kok. Ilmu gue masih sangat rendah. Bahkan lebih rendah dari lembah. Tapi, setidaknya, gue hanya ingin mencoba berdiri dan mencoba untuk tegar.
   Apa yang gue lakukan selama ini benar-benar bukan diri gue, dan gue kehilangan jati diri gue. Sekali lagi gue bilang, gue bukan seperti anak-anak yang masuk jurusan IPA. Gue bukan seorang anak yang suka menghitung. Apapun itu. Gue bukan seorang anak yang hobinya buka buku kimia lalu mempelajari rumus-rumus gaib yang aneh itu. Tapi, gue adalah seorang anak yang hobinya nyanyi. Seorang anak yang hobinya nari-nari gak jelas. Seorang anak yang hobinya menulis karangan cerita. Seorang anak yang mempunyai pikiran kritis yang sangat tajam untuk dunia politik di Indonesia ini. Atau.. gue merupakan seorang anak yang hobinya berpura-pura sepertii artis hollywood. Ya itu memang mengerikan, tapi itu lah gue. Gue merasa gak ada yang salah. Gue merasa itu diri gue, dan gak ada yang bisa merubahnya.
   
   Tapi, balik lagi kepada penjurusan sialan itu.. 

   Segala sesuatunya gak boleh disesali. Apapun itu. Penjurusan itu, jurusan IPA memang ditakdirkan untuk gue. Bagaimana pun juga, gue harus bisa survive untuk melewati itu semua. Meskipun sulit. Matematika.. fisika.. kimia.. dan biologi... Gue harus bisa! BISA! BISA! Gue harus jadi cheerleaders dan berkata "A to the KU pas to the TI, BI to the SA, AKU PASTI BISA!

Cheers Up Everybody!

Posting Komentar

0 Komentar