“Kenapa kamu gak ngalah aja, sih Kak?” à (itu biasanya komentar dari seorang Ibu)
Mendengar kata-kata itu, Diyan pun gentar akan ketidakadilan ini! Ia pun bangkit dari tempat duduknya, mematikan tipi lalu mulai menyapu lantai. Ini pekerjaan basic seorang kakak. Terlebihnya pada Diyan, yang selalu merapihkan rumahnya, setelah Aura mengaduhkannya. Seperti... boneka ada di dapur, kain gendongan (biasanya untuk menggendong boneka) ada di loteng dan juga terakhir kali diliat kancut ada di atas televisi. Diyan ingin berteriak, namun tak tahu harus dimana Ia harus berteriak. Apakah harus ke Ancol? Atau mungkin... teriak dalam hati?
Suatu saat pada pagi hari, Diyan mandi bersama adiknya. Seperti biasa, Aura harus dipaksa untuk mandi. Cara drama udah dilakukan Diyan. Cara action juga sudah. Cara romantis juga udah. Tapi Aura tetap gak mau mandi. Akhirnya Diyan menggunakan cara paksa. Yaitu menarik Aura dan memasukkannya ke kamar mandi.
“Mba Diyan! Aku gak mau MANDI!!!” tangis Aura histeris.
“Kamu harus mandi! Kan mau sekolah. Nanti kalo bau gak ada yang mau deketin kamu, tau!” Jelas Diyan panjang lebar.
“Dede gak mau rambut dede basah!!” tangis Aura tambah histeris.
Dian menelan ludah. “Buset, adek gue? Sejak kapan genit begini?” katanya dalam hati.
“Liat nih! BASAH KAN?” kata Aura ngotot. “BASAH KAN? BASAH KAN? BASAH KAN!!” Kata Aura ngotot, menangis histeris dan memperlihatkan rambutnya yang basah.
“Ya dikuncir dong!” jawab Diyan.
“Dede gak mau pake karet bekas bungkus ikan asin! GAK MAUU!!” jawab Aura.
Yang ada: Secara perlahan Diyan mengguyur semua badan Aura dengan rasa penuh kenistaan.
Itu baru satu contoh ketidakakuran mereka. Masih banyak ketidakakuran lainnya, seperti berebut remote ketika nonton sinetron. Atau bantal-guling ketika pengen tidur. Ketika Diyan ingin merebahkan kepalanya, bantalnya ditarik sama Aura. Jadilah kepala Diyan benjol. Atau contoh lainnya ketika Diyan pulang sekolah, Diyan melihat seisi rumahnya kacau balau berantakan. Sukses membuat Diyan menggeleng kepala dan mengelus dada.
Ketika ada sinetron “Yuma dan Yusra” episode pertama, sinetron ini lamaaa banget iklannya. Diyan menonton sinetron ini mantap. Dan akhirnya Aura tersadar, jika dirinya sedang menonton “Tendangan Si Madun”, kali ini Aura berontak lagi.
“Mba Diyan! Ganti ke MNC! Nanti tendangan si madun abis!”
“Ntar dulu, kan janjinya tunggu iklan.” Jawab Diyan santai,
“Mba Diyan sinetronnya gak iklan-iklan tau!” kata Aura. Ia pun melihat jam. 3 menit lagi tendangan si madun abis. “MBA GANTI! KALO TENDANGAN SI MADUN ABIS AWAS YA MBAA!!”
“Ih Adek. Kan janjinya tunggu iklan!”
“Tapinya gak iklan-iklan!” jawab Aura. “yaudah, nanti kalo nonton tendangan si madun iklannya dua kali sih! Baru ganti ke RCTI lagi!” jawab Aura mantap.
Tetep, sinetronnya gak iklan-iklan sampe Aura ketiduran. Bisa bayangin gak sih berapa lama sinteron itu tanpa iklan?

Dan juga.. sebagai seorang adik seharusnya tau diri. Jangan mentang-mentang adik, kita bisa melakukan apa saja. Kesabaran kakak juga kan ada batasnya. Kapan lagi sih kita berkelahi untuk hal simple sama saudara sendiri kalo bukan sekarang? Jarang-jarang, kan? Makanya, jangan sia-siain kesempatan ini! Berkelahilah dengan nada Syahrini dan pukulan manja ala Syahrini! Menjadi kakak itu enak, dan menjadi seorang adik itu lebih enak...
Ini dia kisah dari “Diyan dan Aura” teman sekaligus sahabat gue sendiri. Ambil hikmahnya, hapus kesalahannya. Yang penting postif thinking bro!
CHEERS UP EVERYBODY!
0 Komentar