
Dear Blog,
Duh, gue gak bisa tidur. Biasanya sih gini hari udah sampe Arab atau keliling dunia di atas kasur, tapi malah mata terjaga.
Hh, ntah ada apa...
Kadang malam itu waktu yang bagus untuk berpikir. Atau mungkin, kita memang dipaksa untuk berpikir. Yaa, kayak gue sekarang in. Now it's 1:32 in the morning and I just got a lot of things to figure out. Kira-kira... masalah apa yang gue hadapi, ya? Hmm, gue mulai panik sendiri. Otak gue langsung bekerja dengan sendirinya untuk berpikir. Wajah langsung murung seketika. Bukan, bukan karena galau perihal laki atau cinta (lagi), tapi mungkin lebih ke... kehidupan, entahlah...
Pertama, hal yang buat gue kacau itu ketika dapat email dari Lorren Perino (entah betul namanya), pokoknya dia salah satu committee dari UGRAD Global Program, telling me that I was NOT selected as the program's participant. Sedih? Bukan main. Secara, segalanya sudah gue lakukan, mulai dari cek essay sana-sini sama dosen, isi formulir bareng sama kakak yang memang pernah lulus program itu hingga akhirnya ke US sana, dan juga ngemis doa restu sama orang sana-sini. Apalagi coba kurangnya? Bahkan, gue sudah mempersiapkan segalanya dari tengah tahun kemarin. Gue urus translate ijazah sana-sini, minta tanda tangan ini-itu, tapi... APA? APA yang gue dapat? Hanya e-mail yang bertuliskan "there are a lot of high qualified participant joining this program, unfortunately, you were NOT selected as one of the participants". Now tell me, WHY the fcuk is that?
Tapi, gue mencoba optimis dan berpikir positif, "hmm, mungkin memang belum rejeki.. kalau memang sudah rejeki, mau kita isi formulir acak-acakkan atau nulis essay gak bagus-bagus amat juga kepilih, kok." Ya terus aja ngomong begitu sampai berulang-ulang. Sampai gue lupa dengan struggle yang sudah gue lakukan.
Oke, lupakan.
Kedua, hal yang buat gue sedikit merenung itu masalah kehidupan. Bukan, bukan kehidupan yang susah kacau balau, sih. Tapi... ya tentang kehidupan. Bagaimana rasanya merantau di tanah orang. Bagaimana rasanya rindu dengan keluarga, tapi juga harus tanggungjawab dengan kuliah. Dan, bagaimana juga rasanya punya kesibukan yang makin lama makin "Entah kenapa gue sibuk banget... tapi gue sendiri gak tahu, kira-kira kesibukkan apa yang gue kerjakan?"
Pernah gak ngerasa begitu? Kayak sibuuuuukkk banget tapi gak tahu apa yang dikerjakan? Seakan-akan kerjaan itu hilang dengan sesaat, padahal otak sudah mikir sampai pusing sendiri. Oh, atau mungkin ini semua karena... gue yang terlalu tertekan dengan masalah beasiswa, program exchange, dan ambisi lulus cumma laude? Anjir, rasanya waktu terlalu cepat... gue sudah semester enam dan bagaimana bisa untuk ikut-ikut exchange program lagi kalau gue masih berambisi dengan kata-kata 'cumma laude'? Gue betul-betul stuck dan gak bisa mikir lagi.
Nah, gue mulai tambah galau.
Ketiga, hal yang termasuk gue pikirkan adalah perihal cinta. Atau, punya laki, Atau, whatever. Jadi, sebelum gue memutuskan untuk ngeblog, gue sempat membuka instagram ffonna dan melihat foto-foto teman disana. Okay, pertama yang akan gue bahas adalah mengenai gaya kekinian. Jujur, gue bukan orang yang kekinian. Gue bukan orang yang kalau lagi in sama suatu tempat/barang, gue bakal langsung update. Gue orang yang biasa aja, loh. Semua terlihat kok dari bagaimana gue berpakaian, atau gaya sehari-hari. Gue lebih nyaman pakai gamis atau baju yang buat gue nyaman. Kebanyakan sih, warna hitam. Dan, gue gak bisa juga dandan kayak anak-anak muda pada umumnya. Kadang kalau lagi ingin pakai baju formal... ya gue cuma bisa pakai gamis ditambah blezer ditambah lagi heels. Tapi kalau lagi ingin casual... ya paling cuma pakai baju gembrong dan sepatu cads. Gue gak bisa yang namanya berhijab sana-sini, lah. Makeup yang begono-begini, lah. Sudah gue coba, tapi gak nyaman dan pada akhirnya gue gak mau terlalu mengikuti 'kekinian itu sendiri', sampai Nyokap sendiri bilang "Kak, kamu tuh harus bisa dandan. Umur sudah mau 21 tahun, dikit lagi dijemput jodoh, kalau kamu gak bisa dandan, kapan mau dijemput sama jodoh?" dan dengan sesaat, gue langsung kicep alias mata melongo dan mulut mangap. Ya, kayak singa laut kelaparan. Gue cuma gak tahu harus mengekspresikannya bagaimana dan dengan cara apa lagi kalau Nyokap sudah ngebahas masalah itu.
Anyway, jodoh?
Disini lah klimaks dari curhatan part tiga. Gue sudah menjelaskan bagaimana cupunya gue dan ke'ogah'an untuk merubah diri. Dari sekian penjelasan, gue ragu, apa gue minder? Sekali lagi, apa gue minder? Minder kalau size yang sekarang itu gak mendukung untuk pakai baju bagus-bagus sampe-sampe ya gayanya begitu-gituuu saja? Minder kalau gue itu, uhm, kurang tinggi? Minder kalau gue itu, uhm, bukan seperti gadis remaja pada umumnya? Hmm, what a hard life. Sebetulnya, gue cuma harus bersyukur aja sih bisa dilahirkan dengan selamat dan normal... Tapi kadang pikiran-pikiran macam itu yang menembus kepala gue bisa menghalangi segalanya. Kadang, gue ingin menjadi si A yang berpenampilan menarik, atau si B yang tubuhnya bagus, tapi ketika gue lihat cermin... Oh God, who's that little pathetic girl? Dan gue rasa, disitu lah letak kegalauan terparahnya. Meskipun Nyokap bilang "Yang penting bersyukur. Kamu dikasih seperti itu karena sudah ada rejekinya sendiri." Memang sih perkataan itu buat hati adem sejenak, tapi ketika gue dihadapi dengan situasi sebelumnya gimana? Apa yang harus gue lakukan? Teriakkah? Benci diri sendiri kah? Pecahin cerminnya kah? I literally don't know what to do.
Meskipun dari semuanya ada hal bagus juga sih yang terjadi. Sekarang, gue sudah bisa move on dari yang dulu-dulu. Semua curcol tentang dia, bahkan ada beberapa poetry yang gue buat di blog ini, memang gue jadikan draft. Bukan, bukan masalah gue jadi pengecut. Tapi gue sudah mulai tersadar jika... terlalu curcol itu gak bagus juga. Apalagi di blog.
Lho, jadi ini bukan curcol?
Ups, tenang saja. Malam Senin ini memang gue gak bisa tidur, and I got nothing to do. So, instead of browsing or instagraming, I better open my blog and start to write again just in case I really need to express what I feel inside about my bitter-sweet life.
Okay, dear blog, I guess that's it. Those are some stroies that I've kept for a long time. Now I feel a little bit cool, and hopefully I can get over it soon.
Thankies,
F.
0 Komentar