Sudah Biasa

imperfection quotes

Happy holiday everyone!!

   Yah, tapi sayangnya, holiday kali ini gue gak pergi kemana-mana. Gue tetap stay di Banda Aceh sampai liburan habis. Jadi mau gak mau ya harus menghabiskan liburan kali ini di Banda Aceh. Ini baru kali pertamanya bagi gue untuk menghabiskan liburan di Banda Aceh. Belum bisa nebak akhirnya akan menyenangkan atau menyedihkan. Tapi selama liburan ini si semuanya fine-fine saja...
   
   Niat awal ngeblog tadinya pengen banget nulis tentang pengalaman sewaktu liburan. Dari hari pertama sampai hari ketiga. Tapi entah-berantah kenapa gue jadi malas sendiri. Oh, mungkin ini semua karena bawaan judul kali ya, "Sudah Biasa". Sejujurnya, gue gak akan ngeluh dengan keadaan sekarang ini, tapi lebih ke 'cukup sabar' aja deh menghadapi Acehnese Boys yang lagaknya selangit itu. 
   
   Bicara tentang pengalaman, menurut gue pengalaman hidup gue gak selalu sama. Dari SD, yang pengalaman utamanya adalah coba-coba berhadiah (ikutan UN SD dikira ujian abal-abal, pas pengumuman nilai ternyata... ITU BENERAN HASIL NILAI GUEEE!!!), SMP (yang terhimpit dan terjepit masalah kepopuleran), dan SMA (masa dimana menghabiskan waktu dua tahun untuk menyesali kenapa gue ada di kelas IPA - but anyway dapet temen yang kompak sekelas). Menurut gue, pengalaman itu memberikan pelajaran tersendiri bagi gue. Entah pengalaman sedih, konyol, koplak, atau pun membanggakan. I really appreciate myself for it. To me, experience is the leading teacher for my life.

   Bukan hanya pengalaman dimasing-masing tahap sekolah saja. Tapi pengalaman sama berteman dengan orang baru. Sejujurnya, gue termasuk tipe orang yang suka punya temen baru (I think that is why I always find new and newest friend). Maksudnya, bukannya jadi pengkhianat atau apa, tapi kalau banyak teman itu otomatis kita banyak bertukar pikiran dan pengalaman juga. Itu yang gue suka. Bahkan gue pernah mengalami masa terpuruk dalam hidup, waktu kuliah semester satu dan dua, dimana gue dibutakan oleh masalah 'pertemanan' itu sendiri. Masa-masa dimana ngobrol ke si A pasti menjelek-jelekkan si B, dan ngobrol ke si B untuk menjelek-jelekkan si A. Terusnya besoknya selfie bareng, pajang di instagram. KAN BODOH. 

   Pernah suatu ketika ada acara musik di kampus gue. Kebetulan gue jadi panitia konsumsi. Ada waktu bagi gue untuk foto-foto di photobooth ramai-ramai dengan teman-teman panitia juga. Tapi, ada satu kejadian dimana gue dimintai tolong fotoin salah satu 'acehnesse boys' dengan teman gue. Perasaan gue langsung unmood. Bukan, bukan karena gue tidak ada yang mau diminta foto bareng juga, tapi lebih ke.. "kenapa si laki sini lebih melihat ke cantik/enggaknya seorang perempuan?" Dibilang tersinggung, iya (meskipun sedikit). Menurut gue mereka terlalu salah jika selalu memandang cewek dari cantik atau enggaknya. Mungkin juga itu menjadi alasan kenapa sampe sekarang  gue benci sama acehnesse boys. Well, mungkin mungkin dan mungkin, ini pikiran negatif gue tentang mereka semua. But anyway, I still hate them before finally they do something nice for an ugly girl like me.

   Gue sudah pernah berteman dengan orang yang sangat ambisius tentang cita-citanya, dan luckily, she gave me the spirit to learn english. Selain itu, gue sudah pernah berteman dengan orang yang kocak, and of course, she and he gave me the taste of humor in life. Lebih jauh dari itu, gue juga sudah pernah punya temen yang jago ekting, sampe-sampe gue bingung apakah dia hanya bohong, atau cerita yang dia ceritakan memang betul adanya. Terus... gue juga punya temen yang narcissistic abis, yang tiap waktu selalu membicarakan tentang kelebihannya dan mengaggap rendah orang-orang disekililingnya. Intinya, gue sudah biasa menghadapkan orang-orang yang beda karakter. Karena menurut gue, mereka semuanya lah yang bisa membuat gue hidup seperti ini.

   Gue pernah cerita di blog ini jika ternyata hidup sendiri di kampus lebih enak dan gereget. Keadaan dimana gue gak ketergantungan dengan orang lain dan lebih percaya diri. Sejujurnya gue lebih suka begini, karena according to myself, kalau kita sudah ketergantungan dengan orang lain dan mulai menanamkan 'ekspetasi' terhadap orang lain itu, kita akan rentan sakit hati. Gak percaya? Sok atuh, silahkan dicoba. Tapi jangan nyesal nantinya ya..

  

Posting Komentar

0 Komentar