Aku Memang Alay

   Sudah seharusnya kita semua sadari, bahwa kita memang mantan alay. Alay itu berlaku untuk semua orang. Gak mengenal gender dan profesi. Tapi kenapa jaman sekarang pada takut kalo dikatain alay? Ini nih permasalahannya. Jaman 2007-2008-nan siapa sih yang gak punya akun di friendster? Okelah gak semua, tapi sebagian besar anak remaja yang sekarang mengaku "bergaya" pasti punya. Trust me, deh. Selain itu, masih aja tetep ada yang gak ngaku kalo tulisannya b3gInEh n3eeH. Gak usah heran, gue juga gitu kok.

   Menurut gue setiap orang yang sedang jatuh cinta itu alay. Setiap saat pengen banget tau kabar dari dia. Kalo gak dikasih kabar langsung galau. Setiap ketemu hati dag dig dug wow. Setiap ini itu hanya memikirkan dia. Dan kalimat terakhir yang terucap, "aQ g4g mAoO keHilaNganD qMoh!!!" yup, that's right baby. No need to feel ashame lah. Ini kan hidup, hidup itu ada metamorfosisnya. Kupu-kupu aja ada, kenapa manusia enggak, kan? Back to the topic.Selain itu juga menjadi alay ketika sedang jatuh cinta itu sebuah kewajaran. Yang tiap kali naik motor bareng, cowokknya pasti di peluk dari belakang. Pertanyaan gue, Apakah si cowok itu akan minggat dan meninggalkan motornya hidup-hidup saat mengendarainya? Jadi ceweknya harus memeluknya gitu? Ini gak masuk di akal, tapi ini indah bagi yang melakukannya. 

   Dulu, gue memang pernah bilang, "Apa banget sih? Pacaran itu kali, yang tiap malem bilang LoV3 yOu.. atau enggak aQ g4g mAoO keHilaNganD qMoh? Sorry, gue bukan cewek begitu. Enggak banget, lah!" tapi semakin gue menjalankan hubungan gue dengan sang pacal, gue yakin, kalo.. gue memang pengen banget bilang seperti itu. Seperti yang gue bilang, sesuatu pasti ada metamorfosisnya. Awalnya memang gue jutek sama sang Pacal. Tapi semakin hari, gue semakin nunjukin kalo gue gak mau kehilangan dia. Munafik ya jadi gue? Tapi itu lah gue. Terkadang 'hot' terkadang 'cold'.

   Masalah pakaian. Alay itu.. cewek yang pake bedak 5 centi. Iya gak sih? Gue sih gak satu pendapat sama yang satu ini. Berarti semua artis alay dong? Kan make upnya tebel-tebel tuh. Atau.. terkadang gue juga begitu kok. Pake bedak tebel, tapi gak setebel 5 cm juga plus lipgloss yang membuat bibir tampak sexy dan segar. Ini dandanan para alay, berarti gue memang alay. Yang pake rok sampe di bawah lutut, kaus kaki panjang, sepatu teplek. NAH! Ini dia yang menjadi ciri khas. Tapi menurut gue itu selera orang dalam berpakaian. Kalo gue kritik pun gak ngaruh sama kehidupan gue. 

   Kalo ada acara musik pagi hari pasti ada yang bilang "yeye lalala yeye lalalala" tau lah apa acara itu? Nah, dikatain alay dahsyat. Ini acara musik, bukan acara alay-alayan pengen masuk tipi. Gue juga dulu begini kok. Mosing-mosing gak jelas pas ada YovieNuno di tipi atau dimana aja. Ya karena gue yakin, hal apa saja yang membuat senang kenapa gak gue lakuin demi menghilangkan nama "alay" di kehidupan gue? Sorry, bukan gue banget. Meskipun disana banyak yang mencacimaki gue, tapi ini lah gue. Anak alay.

   Menjadi seorang yang dewasa pasti ada metamorfosanya. Menjadi alay adalah awal menuju kedewasaan. Mungkin yang sedang berpacaran sering nulis "aQ g4g mAoO keHilaNganD qMoh?" itu berasal dari dari lubuk hatinya yang terdalam. Tapi Ia ditinggalkan oleh pacalnya. Dan dari situpun Ia belajar, jika sesuatunya gak boleh berlebihan. Kalo berakhir bisa bahaya. Jangan pernah mati karena Pacar, karena Sang Pacar akan membawa gadis lain ke pemakamanmu.. Dan juga ingat ya kawan-kawan pemisrah satu tanah air dan bangsa! Jangan takut dikatain aL4y, karena alay adalah suatu jalan menuju kedewasaan. Seperti yang saat ini gue alami. 




CHEERS UP EVERYBODY!

   

Posting Komentar

0 Komentar